Berikut
ini kami ketengahkan beberapa bahasan secara ringkas mengenai “Istighfar:
keutamaan, waktu dan lafazhnya”. Kami memohon kepada Allâh agar menjadikan
tulisan ini bermanfa’at.
Diriwayatkan
oleh HR. Bukhori, Nabi SAW bersabda “Istighfar paling utama yaitu engkau akan
membaca : Allaahumma anta robbi, laa ilaa haillaa anta … (Syaidul Istighfar)”
Istighfar
sendiri berarti memohon ampun atas dosa yang kita lakukan, sengaja atau tidak,
kita ketahui atau tidak. Allah sendiri memerintahkan kita untuk selalu beristighfar
karena kita senantiasa berbuat dosa.
Istighfar
cukup dengan lafadz “Astaghfirullahhal ‘adzim” yang berarti Aku memohon ampunan
kepada Allah Yang Maha Agung
Namun
sesuai dengan Hadist Nabi SAW, Istighfar paling utama adalah Syaidul Istighfar.
Adapun keistimewaan Istighfar tersebut selain sebagai Istighfar / Doa Memohon
Ampun adalah (diriwayatkan oleh HR. Bukhori) bahwa “… Apabila Istighfar ini
(Syaidul Istighfar) dibacanya di waktu sore lalu ia meninggal dunia, niscaya ia
masuk surga atau (perawi ragu – ragu) ia tergolong salah satu penghuni surga.
Dan apabila ia baca di waktu pagi hari lalu ia meninggal dunia pada hari itu,
begitu pula”
MAKNA ISTIGHFAR
Istighfar dalam pengertian bahasa adalah memohon ampunan atas segala dosa yang dilakukan oleh seorang hamba dengan upaya untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Hal ini dapat dilakukan baik dengan perkataan maupun perbuatan, beberapa ulama mengungkapkan istighfar berasal dari kata "alghafar" yang berarti "as-satr /menutup" untuk itu dinamakan istighfar karena mengandung ma'na menutupi sebagaimana firman Allah :
وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(التغابن14)
"Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" At-taghabun 14.
Istighfar dalam pengertian bahasa adalah memohon ampunan atas segala dosa yang dilakukan oleh seorang hamba dengan upaya untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Hal ini dapat dilakukan baik dengan perkataan maupun perbuatan, beberapa ulama mengungkapkan istighfar berasal dari kata "alghafar" yang berarti "as-satr /menutup" untuk itu dinamakan istighfar karena mengandung ma'na menutupi sebagaimana firman Allah :
وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(التغابن14)
"Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" At-taghabun 14.
Sedangkan dalam alqur'an istighfar mempunyai beberapa
pengertian diantaranya:
1. Al-Islam: Para Ahli Tafsir seperti Mujahid dan `Akramah mengartikannya demikian berdasarkan pada ayat yang berbunyi: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun" Al-Anfal 33.
2. Doa: Ulama yang lain mengartikannya dengan do'a, setiap do'a yang berisikan permohonan ampunan disebut istigfar,antara do'a dan istighfar mempunyai kekhususan dan keumuman, Istighfar menjadi khusus jika dilakukan dengan perbuatan (al-istighfar bil a'maal) sebagaimana do'a menjadi khusus jika berisikan bukan permohonan ampunan.
3. Taubat: Banyak diantara kita mengartikan Istighfar dengan taubat,sperti diatas keduanya mempunyai kekhususan dan keumuman.
1. Al-Islam: Para Ahli Tafsir seperti Mujahid dan `Akramah mengartikannya demikian berdasarkan pada ayat yang berbunyi: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun" Al-Anfal 33.
2. Doa: Ulama yang lain mengartikannya dengan do'a, setiap do'a yang berisikan permohonan ampunan disebut istigfar,antara do'a dan istighfar mempunyai kekhususan dan keumuman, Istighfar menjadi khusus jika dilakukan dengan perbuatan (al-istighfar bil a'maal) sebagaimana do'a menjadi khusus jika berisikan bukan permohonan ampunan.
3. Taubat: Banyak diantara kita mengartikan Istighfar dengan taubat,sperti diatas keduanya mempunyai kekhususan dan keumuman.
Istighfar : Memohon ampunan dan perlindungan dari perbuatan
dosa dimasa lampau.
Taubat : Kembali dan memohan perlidungan dari perbuatan dosa
yang sama dimasa yang akan datang.
Ibnul Qoyyim berpendapat Istighfar dua bagian, Istighfar
mufrad dan Istighfar yang diiringi dangan Taubat(maqrun). Pertama seperti
ungkapan Nabi Nuh terhadap kaumnya,
maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun", Nuh:10.
maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun", Nuh:10.
Yang kedua seperti firman Allah:
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat", Hud: 3.
HUKUM ISTIGHFAR
Istighfar merupakan suatu ibadah yang mulia dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,baik hal tersebut untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.Bagaimakah kedudukan hukum Istighfar itu sendiri?
1. Mandub. Hukum istighfar pada asalnya adalah mandub/sunnah, berdasarkan dalil al-Qur'an dalam surat Al-Muzammil 20.
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dalam ayat tersebut terkandung makna mandub/sunnah,karena seseorang beristighfar bukan hanya karena ia melakukan maksiat/dosa,namun bisa jadi beristighfar untuk dirinya sendiri,kedua orangtuanya,anak-anaknya ataupun untuk kaum muslimin baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup."
2. Wajib. Istighfar yang dilakuan setelah berbuat dosa,seorang hamba diwajibkan untuk segera beristighfar jika ia berbuat hal yang dilarang oleh Allah Swt.
3. Makruh, Seperti beristighfar dibelakang jenazah,karena memang tidak ada sanadnya dan Rasulullah tidak menganjurkannya,Yang dianjurkannya adalah beristighfar bagi mayit ketika sholat jenazah dan setelah pemakamannya.
4. Haram, Seperti beristighfar untuk orang kafir, Istighfar bagi mereka tidak ada manfaatnya sama sekali,disebabkan oleh kekufuran dan kefasikannya,walaupun ia saudara dekat kita,
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat", Hud: 3.
HUKUM ISTIGHFAR
Istighfar merupakan suatu ibadah yang mulia dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,baik hal tersebut untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.Bagaimakah kedudukan hukum Istighfar itu sendiri?
1. Mandub. Hukum istighfar pada asalnya adalah mandub/sunnah, berdasarkan dalil al-Qur'an dalam surat Al-Muzammil 20.
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dalam ayat tersebut terkandung makna mandub/sunnah,karena seseorang beristighfar bukan hanya karena ia melakukan maksiat/dosa,namun bisa jadi beristighfar untuk dirinya sendiri,kedua orangtuanya,anak-anaknya ataupun untuk kaum muslimin baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup."
2. Wajib. Istighfar yang dilakuan setelah berbuat dosa,seorang hamba diwajibkan untuk segera beristighfar jika ia berbuat hal yang dilarang oleh Allah Swt.
3. Makruh, Seperti beristighfar dibelakang jenazah,karena memang tidak ada sanadnya dan Rasulullah tidak menganjurkannya,Yang dianjurkannya adalah beristighfar bagi mayit ketika sholat jenazah dan setelah pemakamannya.
4. Haram, Seperti beristighfar untuk orang kafir, Istighfar bagi mereka tidak ada manfaatnya sama sekali,disebabkan oleh kekufuran dan kefasikannya,walaupun ia saudara dekat kita,
Manfaat dan Keutamaan Istighfar
1. Istighfar merupakan bentuk keta’atan
kepada Allâh ‘Azza Wa Jalla
Hamba yang taat adalah hamba yang selalu mohon ampun kepada Allah “Azza Wa Jalla. Banyanyak perintah Allah dalam Al Qur’an yang menyuruh hambaNya untuk beristighfar.
Hamba yang taat adalah hamba yang selalu mohon ampun kepada Allah “Azza Wa Jalla. Banyanyak perintah Allah dalam Al Qur’an yang menyuruh hambaNya untuk beristighfar.
2. Istighfar merupakan sebab untuk
diampuninya dosa dan turunnya hujan
Istighfar merupakan sebab untuk diampuninya dosa, sebab turunnya hujan, mendapatkan harta dan anak serta masuknya manusia ke dalam surga. Nabi Nuh berkata ketika mendakwahi kaumnya, sebagimana firman Allah (artinya): “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Q.,s. Nûh:10-12)
Istighfar merupakan sebab untuk diampuninya dosa, sebab turunnya hujan, mendapatkan harta dan anak serta masuknya manusia ke dalam surga. Nabi Nuh berkata ketika mendakwahi kaumnya, sebagimana firman Allah (artinya): “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Q.,s. Nûh:10-12)
3, Kekuatan menjadi bertambah dengan
istighfar
Kekuatan menjadi bertambah dengan istighfar, Allah Ta’ala berfirman (artinya), Dan (Hud berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.(Q.,s.Hûd:52)
Kekuatan menjadi bertambah dengan istighfar, Allah Ta’ala berfirman (artinya), Dan (Hud berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.(Q.,s.Hûd:52)
4. Penyebab Mendapatkan Kesenganan yang
Baik
Ia merupakan sebab mendapatkan kesenangan yang baik, serta menjadi sebab masing-masing orang yang memiliki keutamaan berhak mendapatkan keutamaannya. Allah Ta’ala berfirman (artinya), “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (Q.,s.Hûd:3).
Ia merupakan sebab mendapatkan kesenangan yang baik, serta menjadi sebab masing-masing orang yang memiliki keutamaan berhak mendapatkan keutamaannya. Allah Ta’ala berfirman (artinya), “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (Q.,s.Hûd:3).
5. Terhindar dari Azab Allah
Allah tidak akan mengazab orang yang selalu beristighfar. Dia telah berfirman (artinya), “Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Q.,s.al-Anfâ l:33)
Allah tidak akan mengazab orang yang selalu beristighfar. Dia telah berfirman (artinya), “Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Q.,s.al-Anfâ l:33)
6. Merupakan Kebutuhan Seorang Hamba
Ia dibutuhkan oleh hamba-hamba Allâh karena mereka selalu berbuat kesalahan sepanjang malam dan siang hari. Jadi, bila mereka beristighfar, Allâh pasti mengampuni mereka.
Ia dibutuhkan oleh hamba-hamba Allâh karena mereka selalu berbuat kesalahan sepanjang malam dan siang hari. Jadi, bila mereka beristighfar, Allâh pasti mengampuni mereka.
7. Penyebab Turunnya Rahmat Allah
Rahmat akan turun dengan sebab istighfar. Allah Ta’ala berfirman, “Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.”(Q.,s.an-Naml: 46)
Rahmat akan turun dengan sebab istighfar. Allah Ta’ala berfirman, “Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.”(Q.,s.an-Naml: 46)
8. Kaffarat (Penebus Dosa)
Istighfar merupakan kaffarat (penebus dosa) yang dilakukan dalam suatu majlis.
Istighfar merupakan kaffarat (penebus dosa) yang dilakukan dalam suatu majlis.
9.Mengikuti Sunnah Nabi
Melakukannya berarti meneladani Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam sebab beliau beristighfar di dalam satu majlis sebanyak 70 kali. Dalam riwayat yang lain disebutkan, sebanyak 100 kali.
Melakukannya berarti meneladani Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam sebab beliau beristighfar di dalam satu majlis sebanyak 70 kali. Dalam riwayat yang lain disebutkan, sebanyak 100 kali.
Beberapa Ungkapan Mengenai Istighfar
Diriwayatkan
dari Luqman ‘alaihissalâm bahwa dia berpesan kepada anaknya, “Wahai anakku!
Biasakanlah lisanmu mengucapkan:
“Ya
Allâh! ampunilah aku”, sebab Allâh menyediakan waktu-waktu dimana Dia Ta’âla
tidak menolak doa orang yang berdoa kepada-Nya.”
‘Aisyah
radhiallaahu ‘anha berkata, “Beruntunglah orang yang mendapatkan di dalam
shahîfah (lembaran amalnya) istighfar yang banyak.”
Qatâdah
berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian penyakit dan
obat; penyakit itu adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar.”
Abu
al-Minhâl berkata, “Tidak ada tetangga (teman dekat) yang lebih dicintai oleh
seorang hamba kelak di kuburnya selain istighfar.”
al-Hasan
berkata, “Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah kalian, di hadapan
hidangan-hidangan, di jalan-jalan, pasar-pasar serta majlis-majlis sebab kalian
tidak tahu kapan ampunan-Nya akan turun.”
Seorang
Arab Badui (orang yang biasa hidup di pedalaman gurun pasir) bertutur,
“Barangsiapa yang mendiami bumi kami ini, maka hendaklah dia memperbanyak
istighfar sebab bersama istighfar itulah terdapat awan tebal yang membawa
curahan hujan.” (maksudnya istighfar itu merupakan sebab turunnya hujan-penj.,
)
Waktu-waktu Beristighfar
Istighfar
disyari’atkan di dalam setiap waktu, tetapi ia menjadi wajib ketika melakukan
dosa-dosa dan menjadi sunnah/sangat dianjurkan seusai melakukan
perbuatan-perbuatan baik, seperti beristighfar 3 kali setelah shalat, setelah
haji dan lain-lain.
Juga,
dianjurkan pada waktu sahur sebab Allâh memuji orang-orang yang beristighfar
pada waktu-waktu sahur tersebut.
Lafazh-lafazh Istighfar
Adapun bacaan Syaidul Istighfar adalah sebagai berikut :
Adapun bacaan Syaidul Istighfar adalah sebagai berikut :
Allahumma
anta rabbi, laa ilaaha illa anta khalqtani, wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika
wa wa’dika mastatho’tu, a’udzubika min syarri ma shona’tu, abu – ulaka bi
ni’matika ‘alayya, wa abu – u bi dzanbi faghfirli fa innahu laa yaghfirudz
dzunuba illa anta
Ya
Allah, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan
Engkau yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba – Mu, dan aku berada
dalam perintah dan perjanjian – Mu, yang dengan segala kemampuanku, perintah –
Mu aku laksanakan. Aku berlindung kepada – Mu dari segala kejelekan yang aku
perbuat terhadap – Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat – Mu kepadaku, sementara
aku senantiasa berbuat dosa. Maka ampunilah dosa – dosaku. Sebab tiada yang
dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar