Allah
swt memerintahkan kita agar bershalawat kepada Rasulullah saw dan keluarganya
(sa): “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkan salam
kepadanya.” (Al-Ahzab: 56).
Rasulullah
saw bersabda: “Sebagaimana orang bermimpi, aku pernah bermimpi pamanku Hamzah
bin Abdullah dan saudaraku Ja’far Ath-Thayyar. Mereka memegang tempat makanan
yang berisi buah pidara dan mereka makan sebentar, kemudian buah pidara itu
berubah menjadi buah anggur. Kemudian mereka makan sebentar dan buah anggur itu
berubah menjadi buah kurma yang masih segar. Kemudian mereka makan sebentar,
lalu aku mendekati mereka dan bertanya kepada mereka: Demi ayahku jadi tebusan
kalian, amal utama apakah yang kalian dapatkan? Mereka menjawab: Demi ayahku
dan ibuku jadi tebusanmu, kami dapatkan amal yang paling utama adalah shalawat
kepadamu, memberi minuman, dan cinta kepada Ali bin Abi Thalib (sa).”
(Ad-Da’awat Ar-Rawandi, halaman 90, bab 224, hadis ke 227)
Rasulullah
saw bersabda: “Ketika aku diperjalankan di malam hari untuk mi’raj ke langit,
aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan di setiap tangannya
seribu jari-jemari. Ketika ia sedang menghitung dengan jari-jarinya, aku
bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang ia hitung?
Jibril menjawab: ia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap
tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke
bumi. Aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui jumlah tetesan
hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia? Ia
menjawab: Ya Rasulallah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada
makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari
langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan
hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan
yang bergaram, dan di pekuburan. Rasulullah saw bersabda: Aku kagum terhadap
kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan. Ia berkata: Ya Rasulallah,
ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan
dan jari-jemariku. Rasulullah saw bertanya: Perhitungan apakah itu? Ia
menjawab: Aku tidak sanggup menghitung pahala shalawat yang disampaikan oleh
sekelompok ummatmu ketika namamu disebut di suatu majlis.” (Al-Mustadrah,
Syeikh An-Nuri, 5: 355, hadis ke 72)
Rasulullah
saw bersabda: “Pada hari kiamat nanti semua kaum muslimin akan melihatku
kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang
yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan.” (Jamus Sa’adah 2:
263).
Imam
Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Ketika nama Nabi saw disebutkan, maka perbanyaklah
bershalawat kepadanya, sesungguhnya orang yang bershalawat kepada Nabi saw satu
kali, Allah bershalawat kepadanya seribu kali bersama seribu barisan malaikat.
Tidak ada satu pun makhluk Allah kecuali ia bershalawat kepada hamba-Nya karena
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepadanya. Barangsiapa yang tidak
mencintai shalawat, ia adalah orang yang jahil dan ghurur (tertipu). Allah dan
Rasul-Nya serta Ahlul baitnya berlepas diri darinya.” (Al-Kafi, jilid 2,
halaman 492)
Ketika
menjelaskan makna firman Allah swt: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya
bershalawat kepada Nabi… Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Shalawat dari
Allah azza wa jalla adalah rahmat, shalawat dari malaikat adalah pensucian, dan
shalawat dari manusia adalah doa.” (Ma’anil akhbar, halaman 368)
Shalawat
dan Mizan Amal
Rasulullah
saw bersabda: “Pada hari kiamat nanti aku akan berada di dekat mizan amal.
Barangsiapa yang amal buruknya lebih berat dari amal baiknya, aku akan datang
bersama shalawat sehingga amal baiknya lebih berat berkat shalawat itu.”
(Tsawabul A’mal, halaman 186)
Muhammad
Al-Baqir (sa): ”Tidak ada suatupun amal yang lebih berat dalam mizan amal
daripada shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Ssesungguhnya akan ada
seseorang yang ketika amalnya diletakkan di mizan amal, timbangan amalnya
miring. Kemudian Nabi saw mengeluarkan shalawat untuknya dan meletakkan di
mizan amalnya, maka beruntunglah ia berkat shalawat itu.” (Al-Kafi, jilid 2,
halaman 494)
Shalawat
dan Pengampunan Dosa
Rasulullah
saw bersabda:”Barangsiapa yang bershalawat kepadaku tiga kali setiap hari dan
tiga kali setiap malam karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah azza wa
jalla berhak mengampuni dosa-dosanya pada malam itu dan hari itu.” (Ad-Da’awat
Ar-Rawandi, halaman 89, hadis ke 226)
Rasulullah
saw bersabda:”Barangsiapa yang bershalawat kepadaku saat akan membaca
Al-Qur’an, maka malaikat akan selalu memohonkan ampunan baginya selama namaku
berada di dalam Al-Qur’an.” (Al-Biharul Anwar 94: 71)
Imam
Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:”Barangsiapa yang tidak sanggup menutupi
dosa-dosanya, maka perbanyaklah bershalawat kepada Rasulullah dan keluarganya,
sesungguhnya shalawat itu benar-benar dapat menghancurkan dosa-dosa.” (Al-Amali
Ash-Shaduq, halaman 68)
Pahala
Shalawat
Imam
Ja’far Ash-Shadiq (sa) pernah ditanyai: Apakah pahala shalawat? Beliau
menjawab: “Ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaan bayi yang baru
lahir dari ibunya.” (Ma’anil akhbar, halaman 368)
Dalam
suatu hadis tentang shalawat yang dianjurkan untuk dibaca setiap ba’da shalat
Ashar dan hari Jum’at yaitu:
اللّهُمّ صَلِّ على محمّد وآل محمّد الاوصياء المرضيين بأفضل صلواتك
وبارك عليهم بأفضل بركاتك والسلام عليه وعليهم ورحمة الله وبركاته
“Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, para washi
yang diridhai shalawat-Mu yang paling utama, berkahi mereka dengan
keberkahan-Mu yang paling utama, semoga salam dan rahmat serta keberkahan Allah
senantiasa tercurahkan kepadanya dan kepada mereka.”
Dalam
hadis itu disebutkan: “Barangsiapa yang membaca shalawat ini (7 kali), Allah
membalasnya setiap ibadah satu kebaikan, amalnya hari itu diterima, dan ia akan
datang pada hari kiamat dengan cahaya di antara kedua matanya.” (Safinah
Al-Bihar, jilid 5, halaman 170)
Dalam
suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca shalawat berikut ini sesudah
shalat Fajar dan sesudah shalat Zuhur, ia tidak akan mati sebelum berjumpa
dengan Al-Qâim (Imam Mahdi) dari keluarga Nabi saw:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ
فَرَجَهُمْ
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan
percepatlah kemenangan mereka .” (Biharul Anwar 86: 77)
Narasumber: Syamsuri Rifai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar