Andaikata
mereka mengetahui pahala shalat ‘atamah (Isya’) dan subuh, niscaya mereka akan
mendatanginya meskipun dengan merangkak (al-Bukhari dan
Muslim)
Salah satu shalat yang paling berat dilaksanakan secara berjama’ah adalah shalat subuh. Kita lihat di masjid-masjid, ketika iqamat subuh dikumandangkan, jama’ah yang ada kebanyakan hanya satu shof saja. Bahkan, kebanyakan lagi, satu shof saja tidak full, dari tembok kiri hingga tembok kanan. Bahkan tak jarang shalat subuh di masjid hanya dihadiri oleh beberapa orang yang tidak lebih dari jari satu tangan.
Kondisi ini sangat disadari oleh Rasulullah saw sejak
mula, meskipun di saat itu para shahabat senantiasa menjaga shalat secara
berjama’ah. Empati dan kehalusan perasaan Rasulullah saw itu kemudian mendorong
beliau untuk bersabda seperti di dalam hadis di atas, “Andaikata mereka
mengetahui pahala shalat Isya’ dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun
dengan merangkak”
Bisakah kita bayangkan, orang antri berjam-jam untuk
mendapatkan kupon beras murah? Pernahkan kita mendengar orang sampai rela
pingsan hanya untuk mendapatkan jatah bantuan tunai yang besarnya hanya Rp.
500.000,-. Tetapi pernahkah kita mendengar orang antri untuk berwudlu sebelum
shalat subuh? Kemudian mari kita bandingkan, mengapa mereka rela antri demikian
berat hanya untuk keuntungan dunia yang tidak seberapa, sementara untuk
mendapatkan besarnya pahala yang tidak terperikan kita enggan?
Subhanallah… Demikian mendalam penjelasan Rasulullah saw
tersebut. Untuk mendatangi jama’ah shalat subuh, bahkan kalau tak bisa
berjalan, tidak ada pemandu, dengan merangkak pun tetap akan dilakukannya.
Kira-kira sebesar apa pahala yang ada pada shalat Subuh itu sehingga orang yang
mengetahui keutamaannya akan mau berangkat untuk jama’ah Subuh, meskipun dengan
merangkak?
Berikut ini adalah beberapa keutamaan shalat subuh yang
dijelaskan di dalam al-Qur’an maupun hadis. Barangkali, ini belum seluruh keutamaan
tergambarkan. Meski demikian, dengan mengetahui kutamaan-keutamaan yang ada di
dalam shalat subuh ini semoga kita terpacu untuk ikut melakukan shalat subuh
secara berjama’ah. Bahkan kalau seandainya harus merangkak pun, semoga kita
tetap mau melaksanakannya… Amin;
1. Jaminan Masuk Surga dan Selamat dari Neraka Disebutkan di dalam sebuah hadits bahwa siapa saja yang menjaga shalat Shubuh dan Ashar maka akan dimasukkan ke dalam Surga dan dijauhkan dari api neraka. Rasulullah saw bersabda,
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ (رَوَاهُ
الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةِ مُسْلِمٍ قَالَ) لَا يَلِجُ النَّارَ
مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Barang siapa yang
shalat di dua waktu yang sejuk maka dia akan masuk surga.” (al-Bukhari dan
Muslim). Dan dalam riwayat Muslim beliau bersabda, “Tidak akan dijilat api neraka seseorang yang shalat sebelum Matahari
terbit dan sebelum tenggelam.”
Yang dimaksudkan dengan dua waktu yang sejuk adalah waktu
shalat Shubuh dan shalat Ashar. Bahkan Imam Muslim meletakkan hadis tersebut di
dalam bab tentang Keutamaan Shalat Subuh dan Asar.
2. Disaksikan Malaikat Allah swt berfirman, “Dirikanlah shalat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (al-Isra’:78)
Shalat Shubuh, disebut Qur’anul Fajr karena bacaan
al-Qur’an pada shalat ini lebih panjang daripada shalat-shalat yang lain.
Terkait dengan ini, Nabi saw menjelaskan dalam sebuah haditsnya,
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ
الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ
وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ
وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
“Malaikat saling
bergantian dalam mengawasi kalian semua pada waktu malam, dan juga malaikat
pengawas di waktu siang, mereka berkumpul pada waktu shalat Shubuh dan shalat
Ashar. Kemudian malaikat yang berjaga malam hari naik, lalu Allah bertanya
kepada mereka tentang hamba-hamba-Nya sedangkan Allah lebih tahu keadaan
mereka, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Maka para
malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan ketika
kami datang mereka pun juga sedang dalam keadaan shalat.” (HR al-Bukhari
dan Muslim)
3- Allah Bersumpah dengan Waktu Fajar Allah swt bersumpah dengan menggunakan waktu itu, Dia berfirman, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (al-Fajr:1-2)
Sesuatu digunakan untuk bersumpah karena memiliki nilai
penting. Orang bersumpah dengan nama Allah untuk menyumpahi sesuatu. Allah
digunakan untuk bersumpah oleh manusia karena Allah adalah dzat yang peling
penting bagi hidupnya. Demikian juga, ketika Allah bersumpah dengan menggunakan
sebuah makhlukNya, ini menunjukkan makhluk tersebut memiliki nilai penting yang
besar.
4-
Mendapatkan kebaikan yang lebih besar dari kebaikan dunia
Jika sempat melaksanakan dua rekaat qabliyah Shubuh, maka
akan mendapatkan kebaikan yang lebih besar dari pada kebaikan dunia dan
seisinya, sebagaimana sabda Rasululah saw.
“Dua raka’at Fajar
(sebelum Shubuh) lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR Muslim)
Jika kebaikan dunia dengan segala isinya tidak dapat
menyamai dua rakaat sebelum Shubuh maka bagaimana lagi keutamaan shalat Shubuh
itu sendiri.
Dengan mengingat begitu banyak kebaikan yang ada pada
shalat subuh secara berjama’ah di masjid, alangkah indahnya jika itu semua
menjadi milik kita. Sebaliknya, betapa ruginya jika kebaikan dan keutamaan
sebanyak itu tidak sedikit pun bisa kia raih. Sungguh bahagia orang-orang yang
mau memerangi hawa nafsu, bangkit meninggalkan kasur dan selimut mereka. Berjuang
keras melawan segala yang menariknya ke tempat tidur, rasa kantuk, dingin,
malas dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar