Sayangnya, banyak dari kita yang
memperlakukan tetangga dengan tidak semestinya. Terlebih lagi jika kita
memiliki rasa tidak suka kepada tetangga tersebut. Secara tidak langsung, kita
telah menanam bibit permusuhan, yang kemungkinan besar dapat menjadi konflik
yang meruntuhkan ukhuwah islamiyah.
Sikap memandang rendah dan
permusuhan seperti ini jelas-jelas tidak sesuai dengan ajaran islam. Islam
menempatkan tetangga sebagai bagian yang penting. Bahkan sikap kita kepada
tetangga pun dapat menjadi lading amal kita untuk meraih syurga Allah SWT,
Insya Allah. Karenanya, dalam islam diajarkan dengan jelas bagaimana kita harus
bersikap kepada tetangga kita, apa dan siapapun mereka.
Dalil Hidup Bertetangga
Banyak sekali dalil yang dapat kita
temukan tentang hidup bertetangga. Dalil-dalil tersebut mengajarka kepada kita
bagaimana kita harus bersikap kepada tetangga kita, baik itu tetangga dekat
maupun tetangga jauh sekalipun. Jika kita mampu dan mau bersikap kepada
tetangga kita seperti ajaran islam yang terkandung dalam dalil-dalil ini, maka
ukhuwah islamiyah akan terjalin dengan kuat, dan hidup kita pun akan semakin
bermakna.
Dalil-dalil yang membahas tentang
hidup bertetangga diantaranya adalah:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang
ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.” (An-Nisa’: 36)
Dari Jabir bin Abdullah bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tetangga ada tiga macam: tetangga yang memiliki satu
hak –dan ia adalah tetangga yang paling dekat–, tetangga yang memiliki dua hak,
dan tetangga yang memiliki tiga hak –dan ini adalah tetangga yang paling
utama–. Adapun tetangga yang memiliki satu hak adalah tetangga musyrik tidak
ada rahmat baginya; ia hanya memiliki hak sebagai tetangga. Adapun tetangga
yang memiliki tiga hak adalah tetangga muslim yang memiliki rahmat; ia memiliki
hak sebagai tetangga, hak Islam, dan hak silaturrahim.” (Al-Bazzar, Abu Na’im
dalam kitab Al-Hilyah)
Saking seringnya Jibril berwasiat
tentang tetangga dan menjelaskan hak-hak mereka, Rasulullah saw. sampai-sampai
mengira Jibril akan berkata, “Sebagian dari hak-hak mereka adalah mewariskan
hartanya setelah kematiannya, seperti kepada kerabatnya.” (Bukhari, hadits
nomor 5555)
dari Abu Hurairah r.a. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak masuk surga seseorang yang tetangganya tidak
aman dari gangguannya.” (Muslim, hadits nomor 66)
Abu Hurairah r.a. berkata, seseorang
lelaki berkata kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulanah
sering disebut karena shalat, puasa dan sedekahnya yang sangat banyak, hanya
saja ia menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah saw. berkata,
“Wanita itu di neraka.” Lelaki itu berkata lagi, “Sesungguhnya si fulanah
sering disebut karena shalat, puasa, dan sedekahnya yang sangat sedikit, ia
bersedekah dengan sepotong keju serta tidak menyakiti tetangganya dengan
lisannya.” Rasulullah saw. bersabda, “Wanita itu di surga.” (Ahmad, hadits
nomor 9298, dan Al-Hakim)
Masih dari Abu Hurairah r.a.,
“Seseorang datang kepada Nabi Muhammad saw. mengeluhkan tetangganya. Beliau
berkata, ‘Pulang dan bersabarlah!’ Untuk kedua dan ketiga kalinya orang itu
datang lagi. Beliau kemudian berkata, ‘Pulang dan letakkan barang-barangmu di
tengah jalan.’ Ia kemudian kembali pulang dan meletakkan barang-barangnya di
jalan, sehingga orang-orang yang menyaksikannya bertanya kepadanya, ia pun
membeberkan masalahnya. Mengetahui hal tersebut, orang-orang justru melaknat
tetangganya yang jahat itu dengan mengatakan, ‘Semoga Allah memperlakukannya
demikina dan demikian.’ Tetangganya kemudian datang kepadanya dan berkata,
‘Pulanglah ke rumahmu, engkau tidak akan melihat sesuatu yang engkau benci
dariku.’” (Abu Dawud, hadits nomor 4468).
Masih banyak lagi dalil-dalil yang
dapat kita temukan mengenai hidup bertetangga ini. Karenanya, marilah kita
terus berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan tetangga kita, sesuai
dengan yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Hak Tetangga
Dalam hidup bermasyarakat, setiap
anggaota masyarakat memiliki haknya masing-masing. Demikian juga halnya dengan
tetangga kita. Mereka memiliki hak yang berasal dari diri kita. Lantas apa saja
hak-hak tetangga dari kita menurut islam? Kita dapat mengetahuinya dengan
menyimak sabda Rasulullah saw berikut ini:
“Apabila ia meminta pinjaman
kepadamu, engkau meminjamkan. Bila ia meminta meminta pertolongan kepadamu,
engkau menolongnya. Bila ia membutuhkan sesuatu, engkau memberikannya. Apabila
ia ditimpa kemiskinan, engkau membantunya. Bila mendapatkan kebaikan, engkau
ucapkan selamat kepadanya. Bila menerima cobaan, engkau menghiburnya. Dan bila
ia meninggal, engkau mengiringi jenazahnya.
Jangan tinggikan tembok rumahmu
sehingga angin terhalang untuknya selain dengan seizinnya. Jangan sakiti ia
dengan aroma masakanmu kecuali engkau berikan sebagian darinya. Bila engkau
membeli buah, maka hadiahkanlah pula untuknya. Bila engkau tak mampu
melakukannya, maka curahkanlah kegembiraan dalam dadanya. Jangan keluarkan
anakmu untuk menciptakan kemarahan dalam diri anak-anaknya.” (At-Tabrani
mengatakan ini ucapan Mu’adz bin Jabal, tapi para ulama berkata ini hadits
marfu’ yang sanadnya lemah tapi maknanya shahih).
Karena itu, kualitas hubungan kita
dengan tetangga adalah cermin diri kita. Jika hubungan dengan tetangga buruk,
kita buruk. Jika baik, kita baik. Hal ini pernah ditanyakan Abdullah bin Mas’ud
kepada Rasululllah saw. “Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa saya telah
berbuat baik dan berbuat buruk?” Rasulullah saw. menjawab, “Apabila engkau
mendengar tetanggamu mengatakan bahwa engkau berbuat baik, maka engkau telah
berbuat baik. Dan apabila engkau mendengar mereka berkata bahwa engkau berbuat
jahat, maka engkau telah berbuat jahat.” (Ibnu Majah, hadits nomor 4213).
Memuliakan Tetangga
Sebagai umat muslim, kita dianjurkan
untuk selalu berbuat baik kepada sesame makhluk. Terlebih lagi kepada tetangga
kita. Karena merekalah orang yang paling dekat dengan kita, saudara terdekat
kita. Dengan berbuat baik kepada mereka, setidaknya kita telah menabung amal
sebagai bekal di akhirat kelak.
Lantas, agaimanakah cara kita
berbuat baik kepada tetanggaa kita? Islam telah mengajarkan caranya. Memuliakan
teangga merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan. hal ini sesuai
dengan hadist Rasulullah saw berikut:
Ibnu Umar dan Aisyah r.a. berkata,
Nabi saw. bersabda, “Jibril selalu menasihatiku untuk berlaku dermawan terhadap
para tetangga, hingga rasanya aku ingin memasukkan tetangga-tetangga tersebut
ke dalam kelompok ahli waris seorang muslim.” (Bukhari dan Muslim)
Abu Dzarr r.a. berkata, bersabda
Rasulullah saw., “Hai Abu Dzarr, jika engkau memasak sayur, perbanyaklah
kuahnya dan perhatikan (bagilah tetanggamu).” (Muslim)
Abu Hurairah berkata, bersabda Nabi
saw., “Demi Allah, tidak beriman, demi Allah, tidak beriman, demi Allah, tidak
beriman.” Ditanya, “Siapa, ya Rasulullah?” Jawab Nabi, “Orang yang tidak aman
tetangganya dari gangguannya.” (Bukhari dan Muslim)
Abu Hurairah berkata, bersabda Nabi
saw. “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah memuliakan
tetangganya.” (Bukhari dan Muslim)
Nabi saw juga bersabda, “Orang yang
tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya lapar, bukanlah umatku.”
Banyak cara yang dapat kita lakukan
untuk memuliakan tetangga kita. Beberapa cara untuk memuliakan tetangga
diantaranya adalah:
- Mengucapkan salam ketika bertemu.
Rasulullah saw. yaitu, “Kalian tidak
akan masuk surga sebelum kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sebelum
kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang
apabila kalian kerjakan, niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah
salam di antara kalian”. (H.R. Bukhari-Muslim)
- Menjenguk Ketika Sakit
Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa
Al-Asy’ari bahwa Rasulullah saw bersabda, “Jenguklah orang yang sakit; beri
makanlah orang yang lapar dan lepaskanlah orang yang dipenjara”.Imam Bukhari
dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Hak seseorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima; Menjawab
salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan
mendoakan orang yang bersin”.
- Mendoakan Ketika Bersin
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang di antara
kamu bersin, hendaklah ia mengucapkan, Alhamdulillah (segala puji bagi Allah),
dan saudaranya atau temannya hendaknya mengucapkan untuknya, Yarhamukallah
(semoga Allah mengasihimu)’ Apabila teman atau saudaranya tersebut mengatakan,
Yarhamukallah (semoga Allah mengasihimu), kepadanya, maka hendaklah ia
mengucapkan, Yahdikumullah wa yushlihu balakum.
- Menziarahi karena Allah
Ibnu Majah dan At-Tirmidzi
meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barang
siapa menjenguk orang sakit atau berziarah kepada seorang saudara di jalan
Allah, maka ia akan diseru oleh seorang penyeru “Hendaklah engkau berbuat baik,
dan baiklah perjalananmu, (karenanya) engkau akan menempati suatu tempat di
surga”.
- Menolong ketika kesempitan
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan
dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda; “Seorang muslim itu adalah
saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh berbuat zhalim kepadanya dan tidak
boleh menyia-nyiakannya (membiarkan, tidak menolongnya). Barang siapa menolong
kebutuhan saudaranya maka Allah akan menolong kebutuhannya, barang siapa
menyingkirkan suatu kesusahan dari seorang muslim, niscaya Allah akan
menyingkirkan darinya suatu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari
kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan
menutupi (aib)nya pada hari kiamat”
- Memenuhi undangannya apabila ia mengundang
Imam Bukhari dan Imam Muslim
meriwayatkan dari Abu Hurairah ra , bahwa Rasulullah saw. bersabda; Hak
seseorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima; Menjawab salam, menjenguk
orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang
bersin”
- Memberikan ucapan selamat
Ad-Dailami meriwayatkan dari Ibnu
Abbas ra, “Barang siapa bertemu saudaranya ketika bubar dari shalat Jum’at,
maka hendaklah ia mengucapkan “Semoga (Allah) menerima (amal dan doa) kami dan
kamu.
- Saling memberi hadiah
At-Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath dari Nabi saw,
bahwa beliau bersabda, “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan
saling mencintai”
Ad-Dailami meriwayatkan dari Anas secara marfu’, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hal itu dapat mewariskan kecintaan dan menghilangkan kedengkian-kedengkian”
Imam Malik di dalam Al-Muwaththa’ meriwayatkan, “Saling bermaaf-maafkanlah, niscaya kedengkian akan hilang. Dan saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai dan hilanglah permusuhan.”
Ad-Dailami meriwayatkan dari Anas secara marfu’, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hal itu dapat mewariskan kecintaan dan menghilangkan kedengkian-kedengkian”
Imam Malik di dalam Al-Muwaththa’ meriwayatkan, “Saling bermaaf-maafkanlah, niscaya kedengkian akan hilang. Dan saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai dan hilanglah permusuhan.”
Wasiat Rasulullah tentang Tetangga
Sebagai tambahan, berikut ini kami
rangkumkan wasiat yang diberikan oleh Rasulullah saw dalam bertetangga.
- Dosa Orang Yang Tetangganya Tidak Aman Dari Gangguannya
Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi
Muhammad saw bersabda: Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang
tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman. Ada yang bertanya: Siapa itu
Ya Rasulullah? Jawab Nabi: Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari
gangguannya. (H.R Bukhari)
- Larangan Meremehkan Hadiah Dari Tetangga
Dari Abu Haurairah ra berkata: Nabi
Muhammad saw pernah bersabda: Wahai para wanita muslimah, janganlah ada seorang
tetangga yag meremehkan hadiah tetangganya meskipun kikil (kaki) kambing. (HR
Al Bukhari dan Muslim)
- Barang Siapa Beriman Kepada Allah Dan Hari Akhir Maka
Jangan Menyakiti Tetangga
Dari Abu Hurairah ra berkata:
Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendaklah menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam. (HR AL Bukhari,
Muslim dan Ibnu Majah)
- Hak Tetangga Yang Lebih Dekat Pintunya
Dari Aisyah ra berkata: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada tetangga yang
manakah aku berikan hadiah? Jawab Nabi: Kepada tetangga yang pintu rumahnya
lebih dekat denganmu. (H.R. Bukhari)
Semogat tulisan ini dapat
meningkatkan ukhuwah islamiyah yang kita jalin dengan masyrakat di sekitar
kita. AMIN
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar